Rekatkan Perbedaan dengan Teknologi dan Kalimat Positive
Tema : Merekat Kebhinekaan untuk kebangsaan yang kuat
Mengutip Quote dari Ibu Risma, Walikota Surabaya. Beliau sempat berpesan kepada para pemuda generasi bangsa
"Tidak Perlu Berfikir asal dan siapa orangtua kalian, Kalian berhak berhasil karena Tuhan Maha Adil"
Beberapa bulan lalu saya melihat siswa-siswi sekolah dasar yang bernyanyi lagu daerah asal Papua, Hey Yamko Rame Yamko di sebuah Festival Seni. Tentu saya sangat terharu melihat mereka bernyanyi dengan riang gembira. Seolah-olah mereka bangga dengan tanah indah Papua. Hal ini menjadi sesuatu yang langka, karena era digitalisasi yang semakin berkembang membuat sebagian siswa-siswi sekolah dasar enggan menghafal lagu-lagu daerah. Tapi saya bangga, karena masih banyak generasi penerus bangsa yang mau melestarikan kebudayaan negeri ini.
Namun perlahan persatuan tersebut luntur akibat digitalisasi, tanpa kita sadari pengaruh buruk perkembangan teknologi membuat rasa cinta antar bangsa semakin pudar. Bahkan pengaruh yang semakin kuat menumbuhkan perbedaan klasifikasi sosial yang menekankan bahwa perbedaan bukanlah hal yang indah. Banyak kasus di media sosial yang membuat perpecahan antar masyarakat. Hal itu muncul akibat masyarakat yang mudah mempercayai isu yang berkembang di media padahal belum tentu semua yang tersiar adalah berita yang patut dipercaya. Jangan sampai digitalisasi menguasai negeri ini dan menghancurkan kebhinekaan yang telah kokoh.
Oleh karena itu pentingnya menerapkan teknologi yang positive kepada generasi muda sejak dini. Sebaiknya penyebaran teknologi tidak hanya dilakukan untuk masyarakat kota saja namun untuk generasi bangsa di desa yang juga memiliki hak sama untuk maju. Teknologi inilah yang mampu memfilter informasi dari berbagai media online yang mampu mempertahankan kedaulatan bangsa. Saat anak mampu menggunakan teknologi dengan positive dan tahu cara menggunakan teknologi dengan bijak, maka tidak ada lagi keruntuhan yang terjadi akibat media.
Masalah lain muncul tak kala saat kita melontarkan kritikan bagi negeri ini. Kadang kala kita tak sadar beberapa kalimat yang kita sampaikan kepada oranglain tentang pembangunan membuat kita sendiri membenci negari ini, Simaklah beberapa kalimat berikut :
1. Selamat Datang di Negeri (Penuh Sampah)
Hal ini mengutarakan keluhan kita terhadap banyaknya sampah di Indonesia
2. Sayangnya masyarakat Indonesia terlalu bodoh
Kalimat ini mengungkapkan kritikan kita terhadap banyaknya industri asing yang dengan mudah merajai negeri ini
3. Dia kan orang timur pantas saja Dia berkulit hitam
Apa salahnya dengan kulit hitam, banyak anak yang menjadikan hal ini sebagai bahan lelucon. Tentu bahwasannya kalimat ini akan menyakitkan.
Tapi sadarkah ketiga kalimat diatas membuat kita membenci negeri ini, apalagi saat kalimat tersebut diucap berulang kali. Tanpa sadar kita telah memecah negeri ini, tak puas kah kita membanding-bandingkan pulau ini dan pulau itu, kota ini dan kota itu, bahkan negara ini dan negara itu, inilah cara kita melunturkan kebhinekaan yang tercipta sejak lama. Mulailah untuk berkata hal-hal positive yang dimiliki negari ini, mulailah mencintai negeri ini dengan menghargai pembangunan dan perbedaan yang ada. Simaklah beberapa kalimat berikut :
1. Selamat Datang di Negeri (Penuh dengan Keindahan)
Mengungkapkan kebanggaan kita terhadap indahnya negeri Indonesia dengan perbedaan Suku, Ras, Budaya bahkan agama
2. Masyarakat kita akan semakin berkembang
Berusaha untuk mengkritik dengan positive, karena menjadi negara maju membutuhkan waktu yang panjang.
3. Kita satu bangsa, hitam putih tetap Indonesia
Jangan pernah memberikan statement negative tentang perbedaan budaya kepada anak-anak. Mulailah dengan menjelaskan bahwa apapun warna kulitnya dan apapun sukunya, kita adalah sama.
Sejak saat ini marilah kita berjanji untuk menjadi generasi bangsa yang peka terhadap teknologi dan menyatukan negeri ini dengan teknologi positive. Mulailah untuk mencintai bangsamu sebagai mana kamu mencintai pasangan u hehe
SALAM RINDU SAYA UNTUK KAMU GENERASI PENERUS BANGSA YANG BIJAK
PENULIS : MEGA NURJAYANTI
Festival Merah Putih
Festival Merah Putih 2017
Festival Merah Putih Bogor
Mengutip Quote dari Ibu Risma, Walikota Surabaya. Beliau sempat berpesan kepada para pemuda generasi bangsa
"Tidak Perlu Berfikir asal dan siapa orangtua kalian, Kalian berhak berhasil karena Tuhan Maha Adil"
Sebagai seorang pemuda bangsa yang hidup di pulau seribu samudra yaitu Indonesia, saya sering kali berfikir tentang banyaknya perbedaan yang menghiasi negeri ini. Bukan hanya suku, budaya, ras, agama, namun klasifikasi sosial yang membuat kita semakin jauh dan berbeda.
Seringkali saya terharu mendengar pemimpin upacara melantangkan suaranya dan memberikan perintah kepada pasukan untuk hormat kepada Sang Merah Putih, terlebih saat suara tersebut dilontarkan dari bibir generasi muda yang kagum akan perjuangan bangsa untuk mengibarkan sang bendera pusaka. Karena saat itu tidak ada perbedaan, jika kamu merasa Indonesia maka kamu akan hormat saat petugas Pengibar membentangkan Sang Merah Putih gambaran keberanian dan kesucian negeri ini.
Inilah Bhineka Tunggal Ika, saat kita bersatu tanpa memandang siapa kita dan darimana asal kita namun kita tetap menghargai Perjuangan Pahlawan bangsa yang telah mempersatukan keragaman atas dasar kesamaan.
Beberapa bulan lalu saya melihat siswa-siswi sekolah dasar yang bernyanyi lagu daerah asal Papua, Hey Yamko Rame Yamko di sebuah Festival Seni. Tentu saya sangat terharu melihat mereka bernyanyi dengan riang gembira. Seolah-olah mereka bangga dengan tanah indah Papua. Hal ini menjadi sesuatu yang langka, karena era digitalisasi yang semakin berkembang membuat sebagian siswa-siswi sekolah dasar enggan menghafal lagu-lagu daerah. Tapi saya bangga, karena masih banyak generasi penerus bangsa yang mau melestarikan kebudayaan negeri ini.
Namun perlahan persatuan tersebut luntur akibat digitalisasi, tanpa kita sadari pengaruh buruk perkembangan teknologi membuat rasa cinta antar bangsa semakin pudar. Bahkan pengaruh yang semakin kuat menumbuhkan perbedaan klasifikasi sosial yang menekankan bahwa perbedaan bukanlah hal yang indah. Banyak kasus di media sosial yang membuat perpecahan antar masyarakat. Hal itu muncul akibat masyarakat yang mudah mempercayai isu yang berkembang di media padahal belum tentu semua yang tersiar adalah berita yang patut dipercaya. Jangan sampai digitalisasi menguasai negeri ini dan menghancurkan kebhinekaan yang telah kokoh.
Oleh karena itu pentingnya menerapkan teknologi yang positive kepada generasi muda sejak dini. Sebaiknya penyebaran teknologi tidak hanya dilakukan untuk masyarakat kota saja namun untuk generasi bangsa di desa yang juga memiliki hak sama untuk maju. Teknologi inilah yang mampu memfilter informasi dari berbagai media online yang mampu mempertahankan kedaulatan bangsa. Saat anak mampu menggunakan teknologi dengan positive dan tahu cara menggunakan teknologi dengan bijak, maka tidak ada lagi keruntuhan yang terjadi akibat media.
1. Selamat Datang di Negeri (Penuh Sampah)
Hal ini mengutarakan keluhan kita terhadap banyaknya sampah di Indonesia
2. Sayangnya masyarakat Indonesia terlalu bodoh
Kalimat ini mengungkapkan kritikan kita terhadap banyaknya industri asing yang dengan mudah merajai negeri ini
3. Dia kan orang timur pantas saja Dia berkulit hitam
Apa salahnya dengan kulit hitam, banyak anak yang menjadikan hal ini sebagai bahan lelucon. Tentu bahwasannya kalimat ini akan menyakitkan.
Tapi sadarkah ketiga kalimat diatas membuat kita membenci negeri ini, apalagi saat kalimat tersebut diucap berulang kali. Tanpa sadar kita telah memecah negeri ini, tak puas kah kita membanding-bandingkan pulau ini dan pulau itu, kota ini dan kota itu, bahkan negara ini dan negara itu, inilah cara kita melunturkan kebhinekaan yang tercipta sejak lama. Mulailah untuk berkata hal-hal positive yang dimiliki negari ini, mulailah mencintai negeri ini dengan menghargai pembangunan dan perbedaan yang ada. Simaklah beberapa kalimat berikut :
1. Selamat Datang di Negeri (Penuh dengan Keindahan)
Mengungkapkan kebanggaan kita terhadap indahnya negeri Indonesia dengan perbedaan Suku, Ras, Budaya bahkan agama
2. Masyarakat kita akan semakin berkembang
Berusaha untuk mengkritik dengan positive, karena menjadi negara maju membutuhkan waktu yang panjang.
3. Kita satu bangsa, hitam putih tetap Indonesia
Jangan pernah memberikan statement negative tentang perbedaan budaya kepada anak-anak. Mulailah dengan menjelaskan bahwa apapun warna kulitnya dan apapun sukunya, kita adalah sama.
Sejak saat ini marilah kita berjanji untuk menjadi generasi bangsa yang peka terhadap teknologi dan menyatukan negeri ini dengan teknologi positive. Mulailah untuk mencintai bangsamu sebagai mana kamu mencintai pasangan u hehe
SALAM RINDU SAYA UNTUK KAMU GENERASI PENERUS BANGSA YANG BIJAK
PENULIS : MEGA NURJAYANTI
Festival Merah Putih
Festival Merah Putih 2017
keren kak tulisannya, salam kenal, dan semoga bisa bermanfaat di kalangan masyarakat indonesia, dan dapat menggunakan teknologi dengan cara yang cerdas.
BalasHapusjangan lupa mampir ke halaman ku ya kak ini link nya : http://chaerani98.blogspot.co.id/2017/08/darah-dan-keringat-para-pahlawan-dan.html
terimakasih , semangat untuk bangsa indonesia :)
Hai hai terima kasih banyak, i will check it ya say
Hapusinspiratif kak. Jangan lupa kunjung balik
BalasHapusHai hai terima kasih banyak, boleh share Blogmu kah? hihi
Hapus